MUTU BETON K-250 PADA KOLOM, BALOK DAN PELAT LANTAI         
            PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RSUD JL. KARTINI NO. 101 AMBARAWA         
A. Tinjauan Umum Proyek        
        Pada  Perkembangan era globalisasi  pertumbuhan penduduk  yang  sakit  dratis
   akan menuntut peningkatan dan penambahan  sarana-sarana  pelayanan  kesehatan.  
   Itu  semua  dapat  terlaksana   jika  ada  proses  kegiatan  medis yang  efisien,
   efektif  dan  baik  mutunya  yang  nantinya  akan  mampu  memberikan  pelayanan 
   kepada   masyarakat umum   tentang   pelayanan   kesehatan   yang   diberikan   
   oleh   RSUD   AMBARAWA.  Melihat  hal  itu  maka dengan sendirinya  masyarakat
   umum akan datang berobat  ke RSUD AMBARAWA  tersebut.  Tetapi ada satu masalah 
   yang sangat  penting  yaitu  karena  daya  tampung  gedung  bagi  pasien  yang
   inap   itu   terbatas  dan  pasien  menunggu antrian  banyak  antara  pasien  yang
   satu  dengan  pasien  lainnya,  maka  dibangunlah Gedung  RSUD  AMBARAWA 2 lantai.        
B. Latar Belakang Proyek        
 Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA adalah sebagai perwujudan dari rasa peduli
   pada masyarakat umum, yang   mana   nantinya   akan   memberikan   pelayanan  
   kesehatan   dan   proses   kegiatan   paramedis   yang  akan menyembuhkan   
   pasiennya.  Oleh   karena   itu   diperlukan   sarana-sarana   RSUD    itu    
   sendiri    dan paramedis profesional.       
C. Tujuan Proyek       
        Tujuan Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA yaitu usaha peningkatan 
   kesehatan rujukan dan rumah sakit Propinsi Jawa Tengah.       
D. Ruang Lingkup Artikel       
 Penulis  mengambil  contoh Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA  selama
   90 hari  sewaktu kerja praktek kuliah S1 Teknik Sipil dan pekerjaan yang dapat 
   diamati dalam jangka waktu tersebut adalah sebagai berikut :       
   Ο Tinjauan Umum Proyek       
   Ο Latar Belakang Proyek       
   Ο Tujuan Proyek       
   Ο Ruang Lingkup Artikel       
   Ο Data Umum Proyek       
     õ Lokasi Proyek       
     õ Data Bangunan       
   Ο Metode Pengumpulana Data       
   Ο Manajemen dan Organisasi Proyek       
   Ο Perencanaan        
   Ο Bahan dan Peralatan       
   Ο Tahap Pelaksanaan       
   Ο Tinjauan Umum Proyek       
   Ο Pengawasan dan Pengendalian Proyek       
   Ο Penutup       
E. Data Umum Proyek       
   1. Lokasi Proyek       
      Proyek    Pembangunan   Gedung   RSUD   AMBARAWA    terletak  di   Jalan
      Kartini   No. 101   AMBARAWA,dengan rincian :       
      ô Sebelah Barat : Gedung Poliklinik - RSUD AMBARAWA  dan Jl. Asrama 
                          Tentara    
      ô Sebelah Timur : Daerah Rencana Pembangunan    
      ô Sebelah Utara : Jl. Kartini dan Gedung UGD - RSUD AMBARAWA    
      ô Sebelah Selatan : Gedung Instalasi Gizi - RSUD AMBARAWA    
      Pertimbangan-pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut antara lain :       
      ô Luas lokasi areal tanah yang cukup memadai untuk didirikannya bangunan 
        tersebut.       
      ô Lokasi tanah yang sangat spaten Semarang yang tidak terlalu bising.       
   2. Data Bangunan       
      Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA, antara lain :       
      Ο Gedung Poliklinik dibangun di atas tanah seluas 315 m2 dan luas bangunannya
        420 m2 (Gedung 2 lantai)       
      Ο Gedung Instalasi Gizi dibangun di atas tanah seluas 405 m2 dan luas 
        bangunan 722,25 m2 (Gedung 2 lantai)       
      Ο Gedung Workshop dibangun di atas tanah seluas 531 m2 dan luas bangunannya 
        300,9 m2 (Gedung 1 lantai)       
      Ο Gedung IGD dibangun di atas tanah seluas 376 m2 dan luas bangunannya 
        312 m2 (Gedung 1 lantai)       
      Masing-masing   Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA   mempunyai  elevasi 
      banguann terendah dan elevasi bangunan tertinggi.       
      Penulis   mengambil    contoh Gedung Poliklinik    dengan    elevasi bangunan
      terendah  : ± 0.00 dan elevasi bangunan tertinggi : ± 9,5 m       
      Proyek ini dibiayai APBD dan APBN Kabupaten Semarang.       
F. Metode Pengumpulan Data       
   Dalam pembuatan laporan artikel, penulis menggunakan metode yang berdasarkan
   pada :       
   Ο Peninjauan dan pengamatan langsung.       
   Ο Penjelasan dan tanya jawab dengan pelaksana (Bapak Bagus Irawan) dan pekerja di
     lapangan.       
   Ο Penjelasan dari direksi pengawas lapangan.       
   Ο Gambar-gambar proyek       
   Ο Data-data lain dari literatur terkait.       
   Laporan artikel ini penulis sajikan yaitu bagian pondasi, sub struktur selain itu 
   juga mengamati cara pengelolaan proyek agar dapat berjalan sesuai rencana.       
G. Manajemen dan Organisasi Proyek       
   Ο Tinjauan Umum       
     õ Proyek  adalah  suatu  rangkaian  kegiatan  sementara  yang  berlangsung  
       dalam  jangka  waktu  terbatas  dengan alokasi sumber daya tertentu dan 
       dimaksudkan untuk melaksanakan tugas dan sasarannya telah digariskan dengan 
       jelas.       
     õ Faktor - faktor yang mempengaruhi agar pelaksanaan proyek dapat berjalan 
       lancar, antara lain :       
       1. waktu       
       2. biaya       
       3. mutu       
     õ Agar   ke-3 Faktor - faktor  tersebut  berjalan lancar   dalam  pelaksanaan
       proyek  perlu   dibentuk  sistem organisasi yang dapat  mengelola dan mengatur
       tiap-tiap organisasi kerja dari seluruh kegiatan proyek.       
     õ Pelaksanaan  pembangunan  diartikan   sebagai   kegiatan  melakukan  pekerjaan
       pada   suatu   lokasi   proyek   sehingga  pembangunan terwujud. Proses  yang
       perlu dipikirkan  dalam proses pembangunan   yaitu   cukup  banyak  tenaga 
       pekerja  profesi  yang  aktif dan bermacam-macam   bahan  bangunan  yang 
       digunakan. Setiap  orang  harus  dapat  memanfaatkan  kepastian   seefektif
       mungkin   sesuai   peranannya   dalam   pelaksanaan  pekerjaan  proyek,  yang
       pada  akhirnya  menentukan keberhasilan suatu   proyek.  Hal   ini   terutama
       sekali   pada    proyek   yang   berskala   besar   karena   banyak  hal  yang 
       terkait dalam pelaksanaan      proyek.   Sasaran      proyek      dimaksudkan 
       untuk      menghasilkan     suatu     bangunan     yang     dapat 
       dipertanggungjawabkan  seperti  yang  diharapkan  pemilik  proyek.   Manajemen 
       proyek sangat berperan  dalam hal ini.
     õ Dalam   Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA   penulis  amati  bawa 
       kekurangan  terdapat   pada pelaksanaan  pekerjaan penulangan plat dan 
       pengecoran terlambat.
   Ο Struktur Organisasi Proyek
   Pada   Proyek   Pembangunan   Gedung   RSUD   AMBARAWA,   pemilik  proyek 
     merangkap  sebagai pemimpin proyek didukung   oleh   konsultan   MK (Manajemen 
     Konstruksi),  Konsultan  Perencana,   Konsultan   Pengawas   dan   Kontraktor.
     Badan-badan unsur pendukung proyek tersebut adalah sebagai berikut :
     º Pemilik Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA PEMDA Kabupaten Semarang.
     º Konsultan Manajemen Konstruksi CV. Sembada Desain.
     º Konsultan Pengawas CV. Nirmala dan CV. Cakra Agung.        
     º Konsultan Perencana CB. Sembada Desain.        
     º Badan Pengawas Pembangunan Departemen Pekerjaan Umum (DPU).        
     º Kontraktor Utama PT. Ampuh Sejahtera.        
     Badan-badan  tersebut  mempunyai hubungan antara satu dengan yang lain saling
     terkait.    
H. PERENCANAAN        
   Ο Tinjauan Umum        
          Suatu hasil karya akan lebih baik hasilnya apabila terlebih dahulu melalui 
     tahap perencanaan yang merupakan kegiatan  awal  dari  suatu  proses  manajemen.
     Maksud dari  perencanaan proyek  sebelum proyek dimulai  adalah sebagai  pedoman
     mengikat semua pihak  yang terlibat di dalam  pelaksanaan proyek  dapat 
     direalisasikan  sesuai dengan   rencana atau batasan yang  telah  ditetapkan 
     semula   baik biaya, mutu maupun waktu   serta perlu dibuat gambaran yang  jelas
     mengenai  bentuk, ukuran-ukuran, spesifikasi  dari  proyek  yang  akan 
     dilaksanakan  untuk  memperoleh   gambaran yang  jelas   mengenai  proyek  
     tersebut   sebelum   dilaksanakan   memperlancar   dalam pelaksanaannya.       
   Pada proyek berskala besar dipengaruhi beberapa faktor non teknis yang 
     harus dipertimbangkan antara lain :       
     õ Faktor Fleksibility       
     õ Faktor Accepbility       
     õ Faktor Feasibility       
     Perencanaan  suatu  struktur  haruslah memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan 
     kestabilan dengan berdasar pada hasil   perhitungan   dan   peraturan-peraturan
     yang   berlaku.  Peraturan-peraturan    tersebut    digunakan    dalam        
     perencanaan struktur di Indonesia, antara lain :       
     º Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.       
     º Peraturan Perencanaan Gedung Tahan Gempa Indonesia, PPTGI 1983.       
     º Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI 1971.       
     º Standar Beton 1989.       
     º Peraturan dan Ketentuan Lain Yang Relevan.       
   Ο Dasar Perencanaan Struktur       
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan struktur bangunan 
     tinggi, antara lain :       
     õ Syarat stabilitas dinamis.       
     õ Syarat kekuatan statis dan dinamis.       
     õ Syarat ekonomis.       
     õ Syarat estetika (keindahan).       
   Ο Dasar Perhitungan       
     Sebuah  bangunan  agar kuat dan aman  maka  persyaratan kekuatan bahan 
     harus dipenuhi. Sebagai dasar perencanaan yang dipakai di Proyek Pembangunan 
     Gedung RSUD AMBARAWA, antara lain :       
     õ Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia 1941.       
     õ Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) dan Peraturan Beton 
       Indonesia (PBI 1989).       
     õ Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961).       
     õ Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK. SNI T 15-1991-
       03.       
     õ Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982).       
     õ Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1983).       
   Ο Perencanaan Arsitektur       
     Perencanaan  arsitektur  merupakan tahap awal dari  suatu perencanaan bangunan.
     Perencanaan arsitektur dimulai dengan  membuat  beberapa  alternatif  gambar 
     dari rencana bangunan  yang dimaksud, lengkap  dengan  gambar-gambar  denah, 
     tampak  bangunan  serta  gambar  potongan  sesuai  dengan  keinginan  dan  saran
     pemilik proyek.       
     Perencanaan  arsitektur  Proyek  Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA ini adalah 
     dengan mempertimbangkan kepentingan  pemilik  dalam  hal  ini  tidak
     meninggalkan  nilai-nilai keindahan dan estetika  serta diberfungsi sebagai       
     tempat pelayanan kesehatan masyarakat.       
     Hal-hal yang  dikerjakan  antara lain perencanaan tata ruang  dalam (interior), 
     tata  ruang  luar  (exterior),  pengaturan cahaya,  pengaturan sirkulasi udara  
     serta  finishing arsitektur yang disajikan dalam bentuk gambar-gambar rencana,       
     juga jenis bahan dan material yang dipakai.       
     Dasar perencanaan struktur arsitekturnya adalah bangunan dirancang mengacu pada 
     budaya Jawa yaitu rumah adat joglo, selain itu juga arsitekturnya disesuaikan 
     dengan fungsi dan keindahan dari bangunan tersebut.       
   Ο Perencanaan Mechanical dan Electrical       
     Bidang  Mechanical dan Electrical  sebagai  penunjang  fungsi gedung  sangat 
     diperlukan  keberadaannya.  Untuk  itu perencanaan  pada bidang ini perlu 
     mendapatkan penanganan yang serius  karena menyangkut fungsi  kenyamanan       
     dan kelengkapan suatu bangunan.       
     õ Lingkup Perencanan Mechanical, antara lain ;       
       a. Pekerjaan Plumbing       
       b. Instalasi Pengatur Udara       
       c. Instalasi Penangkal Petir       
     õ Perencanan Electrical        
       Sumber daya listrik terutama dari PLN dan sumber cadangan berasal  dari  
       diesel generator set (digunakan apabila suplai  dari  PLN  mengalami  
       gangguan). Pemindahan  sumber  listrik  ari PLN  ke  diesel  genset  dan  
       sebaliknya dilakukan secara otomatis.        
I. Bahan dan Peralatan        
   Ο Tinjauan Umum        
          Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi kelancaran pelaksanaan pekerjaan 
     banyak tergantung kepada pengadaan material dan pemanfaatan perlatan yang 
     efektif dan efisien serta harus mendapat perhatian khusus terutama dalam        
     hal  pengawasan  yang  baik  terhadap  mutu  dan  standar  material.  Hal  ini
     berkaitan  langsung  terhadap  kualitas konstruksi.  Penempatan material  yang 
     hendak digunakan baik  tempat  terbuka  maupun  di dalam  ruangan  harus         
     disesuaikan  sebaik-baiknya  dengan  sifat material  tersebut. Pemakaian  alat 
     berat  hendaknya disesuaikan dengan jenis dan volume  pekerjaan. Penyesuaian ini 
     menyebabkan  pemakaian alat berat menjadi  efisien,  tidak memakan tempat  
     dengan  menghasilkan  profuktifitas  kerja  yang  maksimal  tenaga  yang 
     terampil  dengan  berpengalaman merupakan  kunci  dalam   enggunaan  peralatan 
     ini.  Hal  ini  yang  tidak  kalah  penting  adalah  pemeliharaan  alat.        
   Ο Bahan Bangunan        
   Bahan  bagunan   adalah  salah  satu  faktor  penting  dalam  pengerjaan
     suatu  proyek,  sebab  mutu  dan  kekuatan bangunan tersebut  ditentukan antara 
     lain oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan disamping oleh hal lain yaitu        
     perencanaan, pelaksanaan dan finishing.        
     Bahan bangunan yang dipakai dalam proyek ini, antara lain :        
     õ Semen (Portland Cement)        
       Portland Cement adalah bahan pengikat campuran beton yang bersifat hidrolis 
       artinya bila dicampurkan dengan air akan mengalami proses pengerasan. Jadi PC 
       sangat menentukan pada kekuatan atau mutu beton yang dihasilkan.        
       Semen  untuk  seluruh  kegiatan  pembagunan  Proyek  Gedung  RSUD  AMBARAWA 
       menggunakan  semen (PC) type  I sesuai  ASTM  C  150  merk Tiga Roda 
       TI.114.KA.1E  dan  segala  sesuatunya mengikuti ketentuan P.B.I.71.        
       PC   tersebut   disuplai   dari   salah    satu    pabrik    yang    telah  
       disetujui    oleh    pengawas    terlebih    dahulu.        
     õ Agregat        
       º Agregat halus        
         Pasir  yang digunakan dalam adukan beton  dan  lantai kerja adalah pasir 
         muntilan. Pasir yang digunakan tersebut harus memenuhi persyaratan seperti
         yang diisyaratkan di bawah ini :        
  Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :        
  Ö Pasir untuk beton,  adukan harus merupakan pasir alam,  pasir  hasil  
           pemecahan  batu  dapat  pula  digunakan untuk  mencampur agar di dapat 
           gradasi pasir yang baik.  Pasir yang  dipakai harus mempunyai  kadar air 
           yang merata  dan  stabil  serta  harus  terdiri  dari  butiran  yang  
           keras, padat   tidak   terselaput   oleh   material   lain.        
  Ö Pasir  yang  ditolak  oleh  pengawas,  harus  segera  disingkirkan dari  
           lapangan kerja.  Dalam membuat adukan baik untuk beton, plesteran maupun
           grouting, pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan           
    pengawas mencapai mutu dan jumlahnya.        
         Ö Pasir  harus bersih  dan  bebas  dari  gumpalan-gumpalan tanah liat, 
           alkalis bahan-bahan  dan  kotoran-kotoran lainnya yang termasuk berat 
           substansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5%.        
  Ö Pasir  beton  harus  mempunyai  modulus  kehalusan  butir  sesuai  dengan 
           persyaratan  pada P.B.I.71. 
       º Agregat kasar        
         Split  yang  digunakan  dalam proyek ini adalah  split dari alam dan batu 
         pecah serta memenuhi  persyaratan yang ditentukan. Split digunakan sebagai 
         campuran adukan beton.        
  Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :        
  Ö Agregat kasar  untuk  beton berupa split dari alam,  batu pecah atau
           campuran dari keduanya.  Split yang harus mempunyai kadar air yang merata
           dan stabil, ebagaimana juga pada pasir, split keras, padat tidak poreous
           dan tidak berselaput material lain.  Dalam penggunaannya split harus 
           dicuci terlebih dahulu dan diayak  agar didapat gradasi  sesuai  yang 
           dikehendaki  dan  material  yang  halus  yaitu  lebih  kecil  dari  5 mm
           harus  disingkirkan.        
  Ö Split yang sudah tersedia  tidak dapat langsnug digunakan  sebelum 
           mendapat persetujuan dari pengawas baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.        
       º Air untuk Adukan Beton        
  Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan dan grouting, 
         bahan pencuci agregat dan curing beton, harus air tawar yang bersih  dari 
         bahan-bahan yang berbahaya  bagi penggunaannya seperti minyak, alkali,       
  sulfat, bahan organik, garam, silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak 
         boleh lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya.  Kadar sulfat maksimum 
         yang diperkenankan adalah 0.5% atau 5 gr/lt,  sedang  kadar  klor maksimum         
  1.5% atau 15 gr/lt. Kontraktor  tidak  diperkenankan  menggunakan  air  dari
         rawa,  sumber  air  yang berlumpur ataupun dari air laut.         
  Tempat pengambilan harus menjaga kemungkinan terbawanya material-material 
         yang tidak diinginkan tadi. Bila akan dipakai bukan berasal dari minum dan
         mutunya diragukan, maka pengawas dapat minta kepada pemborong.        
  Untuk mengadakan penyelidikan air secara laboratoris dan biaya penyelidikan
         tersebut ditanggung pemborong air yang digunakan sebagai adukan beton adalah
         air PAM yeng tersedia di lokasi proyek.        
       º Bahan pencampur (admixture)        
  Penggunaan  bahan  admixture  harus  dengan  ijin  tertulis  dari pengawas 
         dan admixture ini harus merupakan bagian yang integral dari adukan beton 
         yang dibuat.        
       º Baja tulangan        
  Baja tulangan  harus memenuhi  ketentuan dalam  Peraturan Beton Bertulang 
         Indonesia 1971 dengan  mutu U-39 (Tegangan Karakteristik = 3900 kg/cm2) 
         untuk   diameter   (D) > 12 mm,  sedangkan  diameter (D)  < 12 mm        
  digunakan U-24 (Tegangan Leleh Karakteristik = 2400 kg/cm2). Kontraktor 
         harus memberikan sertifikat dan hasil test dari pabrik pengawas untuk setiap
         pengiriman. Berat besi dapat diperhitungkan dengan menggunakan nominal  
         diameter.  Bila  menggunakan  wire mesh  maka  harus  digunakan  tipe
         dengan  electrically  welded  wire   mesh dan memenuhi ketentuan-ketentuan 
         dalam ASTM A-185.        
  Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai 
         berikut :        
  ö Bebas  dari  kotoran-kotoran, lapisan  lemek  atau  minyak,  karat  dan  
           tidak bercacat seperti retak dan lain-lain.        
  ö Untuk mutu U-39 harus digunakan profil bajaa tulangan deformed (deformed 
           bar).        
       º Kayu         
         Syarat-syarat kayu yang harus digunakan dalam proyek ini adalah :        
         ö Kayu  dipakai  harus  menggunakan  kayu  kelas 1, kayu berkualitas baik, 
           tua, kering  dan  tidak bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu 
           mudanya (splint).        
         ö Kelembaban kayu  dipakai  untuk  pekerjaan kayu halus  harus kurang 12-16%
           dan  untuk pekerjaan kayu kasar 16-18%,  kelembaban tersebut  ditentukan
           kayu  yang dikirim ketempat pekerjaan  dan  harus  konstan  sampai
           bangunan selesai.        
  ö Selama  pelaksanaan,  mutu dan kekeringan  kayu  harus  dijaga  dengan  
           penyimpanannya ditempat kering dan terlindung dari hujan dan panas.       
         Untuk menjaga kualitas bahan bangunan dilakukan pemeriksaan bahan bangunan 
         agar nantinya dapat dicapai hasil yang  memenuhi standar perencanaan yang 
         telah ditentukan  sebelumnya. Yang  dimakasud  dengan pemeriksaan yang
         berupa  penyelidikan dan pengujian  yang perlu  dilakukan  baik di lapangan 
         maupun di laboratorium  terhadap bahan bangunan yang akan digunakan pada 
         proyek tersebut.       
       Ο Peralatan       
  Untuk  mendukung  jalannya  pelaksanaan pekerjaan  diperlukan alat-alat 
         (equipment) yang  pada  hakekatnya  dapat dibedakan menjadi :       
  ö Heavyu Equipment (Alat Berat)       
  ö Temporary Equipment (Alat Temporer)       
  Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan 
         Gedung RSUD AMBARAWA, antara       
  lain :       
  ö Theodolit       
  ö Waterpass       
  ö Meteran       
  ö Bar Bender (Pembengkok Besi Beton)       
  ö Bar Cutter (Pemotong Besi Beton)       
  ö Kunci Besi       
  ö Pompa Air (Pompa Air dengan Merk Honda WP 20x ini menggunakan selang 
           ukuran 2")       
  ö Molen (Molen Merk Glorindo kapasitas 0,35 m3 dengan penggerak diesel 6
           SPK)       
  ö Slump Test (pertahap beton  ditusuk-tusuk sebanyak 25x selama 3x setelah 
           itu diratakan)       
         ö Stamper (Stamper Merk Mikasa Tipe Ortodox dengan Mesin Diesel)       
  ö Concrete Vibrator       
  ö Perancah Kayu       
  ö Beton Decking       
    NB : Untuk lebih jelasnya mengenai bahan dan peralatan proyek lihat pada 
         lampiran.       
J. Tahap Pelaksanaan       
   Ο Tinjauan Umum       
     Setelah tahap perencanaan selesai dikerjakan,  maka tahap selanjutnya  adalah
     Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung RSUD AMBARAWA yang telah dimulai pada 
     pertengahan bulan Agustus sampai dengan akhir bulan Januari.       
     Selain berdasarkan pada perencanaan yang baik untuk mendirikan bangunan suatu 
     gedung bertingkat.       
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan bangunan suatu gedung 
     bertingkat, antara lain        
     ö Berdirinya  suatu  bangunan  harus sesuai  gambar perencanaan  dimana  pada 
      umumnya  menyangkut  masalah keindahan bentuk dan kekuatan konstruksi.       
     ö Sebelum pelaksanaan dimulai perencanaan mengenai urutan dan teknik pelaksanaan
       pekerjaan fisik.       
     ö Penguasaan terhadap proyek yang akan dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang 
       berpengalaman bidangnya.       
     Pelaksanaan pekerjaan yang akan dijelaskan  oleh  penulis disini adalah  
     pekerjaan penulis amati secara langsung di lapangan. Adapun pekerjaan yang 
     dimaksud adalah pekerjaan kolom, balok dan pelat lantai.       
   Ο Waktu Pelaksanaan       
     Pelaksanaan  Proyek Pembangunan Gedung RSUD Ambarawa dimulai  pada  pertengahan 
     bulan  Agustus  sampai akhir bulan Januari 2002 dari lantai 1 dan lantai 2.       
   Ο Pekerjaan Persiapan       
     Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan ini meliputi pekerjaan permulaan, 
     penunjang, pendukung atau pelangkap dari seluruh pekerjaan struktur yang terdiri
     dari :       
     ö Pekerjaan pembersihan lokasi       
     ö Pengadaan direksi keet       
     ö Penyediaan air dan listrik       
     ö Pekerjaan  pengukuran  (menentukan  posisi dari bangunan yang dikerjakan  agar
       selesai  dengan  rencana desain seperti tercantum dalam gambar bestek).       
   Ο Pekerjaan Pondasi       
     Di dalam pelaksanaan pekerjaan  pondasi  pada  Proyek  Pembangunan  RSUD  
     Ambarawa  menggunakan  pondasi  foot    plat   dan   pondasi   batu    belah. 
     Pelaksanaan    pekerjaan    pondasi    tersebut    oleh    kontraktor    utama        
     (PT. Ampuh Sejahtera).       
     Pekerjaan pondasi, antara lain :       
     ö Pekerjaan pondasi foot plat, meliputi :       
       ð Pekerjaan pengukuran       
       ð Penggalian tanah       
       ð Pengecoran       
       ð Pembongkaran begesting       
     ö Pekerjaan pondasi batu belah       
       Pekerjaan pondasi batu belah dilakukan setelah pekerjaan pondasi foot plat 
       selesai serta beton mengeras.       
     ö Pekerjaan kolom       
       Kolom   berfungsi   untuk   menyalurkan beban-beban bagian atas yang kemudian 
       diterima oleh pondasi.  Selain itu kolom juga sebagai kerangka bangunan.       
       Pekerjaan kolom, meliputi :       
       ð Pekerjaan pembesian       
         Cara pemasangan tulangan pada kolom adalah sebagai berikut :       
  º Tulangan utama dipasang bersamaan dengan tulangan sloof sesuai dengan 
           gambar desain.       
  º Setelah   tulangan  utama   terpasang,  tulangan  sengkang  dipasang  
           mengitari  tulangan  sengkang  dipasang  mengitari tulangan utama, 
           tulangan ikat dengan menggunakan kawat beton.       
  º Tahu beton dipasang pada sisi luar tulangan utama       
       Dalam pekerjaan kolom yang harus diperhatikan  adalah as kolom yang terletak 
       di tengah dan hubungan antara kolom dan pondasi.       
     ð Pekerjaan begesting       
       Pekerjaan begesting kolom dilakukan setelah pembesian kolom selesai.       
       Cara pemasangan adalah sebagai berikut :       
       º Begesting ynag dirangkai di lapangan diberi pengaku dengan rangka balok.       
       º Di sekeliling dinding begesting kolom diberi pengaku dengan kayu bengkirai 
         penahan  agar  egesting kuat  tidak  melengkung di waktu pengecoran.       
     ð Pekerjaan pengecoran       
       Sebelum pengecoran perlu diadakan pemeriksaan begesting, pemeriksaan tersebut 
       antara lain :       
       º Pemeriksaan terhadap as-as kolom beserta dimensinya.       
       º Pemeriksaan penunjang begesting-begesting kolom.       
       º Pemeriksaan begesting kolom apakah sudah lurus atau belum.       
       Pengecoran menggunakan beton mutu K-250 yang pengecorannya menggunkan alat
       manual (Pekerja langsung mengecor). Untuk memadatkan adukan beton digunakan 
       Vibrator.       
   ö Pekerjaan Balok       
     Pekerjaan balok, meliputi :       
     ð Pekerjaan bagesting       
       Bahan begesting  adalah  multiplek 12 mm dan kayu 5/7 yang sudah dibuat di 
       lapangan.  Pemasangan begesting balok dilakukan setelah pengecoran dan 
       pembongkaran begesting kolom.
       Cara pemasangannya sebagai berikut :       
       º Multiplek untuk begesting balok didirikan lalu diletakkan kayu-kayu
         memanjang diatasnya.       
       º Dinding bawah begesting balok  dipasang dilanjutkan dengan  pemasangan  
         dinding  begesting  di kiri-kanannya. 
     ð Pekerjaan pembesian       
       Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting telah selesai.       
       Pemasangan tulang balok adalah sebagai berikut :       
       º Tulangan utama dipasang sesuai dengan gambar desain.       
       º Tulangan utama dirangkai diatas begesting balok dengan digantungkan pada 
         tulangan kolom.       
       º Tulangan sengkang dipasang  dan  kemudian diikatkan pada  tulangan utama 
         dengan  bendrat  sesuai  dengan  jarak yang ditentukan.       
       º Tahu beton setebal 20 mm dipasang dibawah disamping kiri-kanan  dari 
         tulangan untuk mendapatkan selimut. 
     ð Pekerjaan pengecoran       
       Pekerjaan  pengecoran  dilakukan  setelah  pekerjaan  pembesian  dan 
       begesting  selesai. Sebelum  pengerjaan pengecoran dilakukan, beberapa yang
       perlu diperhatikan :       
       º Pembersihan pada lokasi yang di cor.       
       º Pemeriksaan begesting balok. 
       º Pemeriksaan penunjang-penunjang balok. 
       º Pemeriksaan terhadap elevasi tinggi balok.       
       Pengecoran  balok  menggunakan  beton  mutu  K-250  dan  dilakukan langsung  
       di cor  ke  begesting  balok  dan  memadatkan  adukan beton  untuk lantai 1 
       ditumbuk  dengan  tongkat pemadat sampai padat serta untuk lantai 2 pemadatan
       adukan beton  menggunakan  Vibrator. Bila  daerah  yang  di  cor  sekaligus,
       maka   pemberhentian  pengecoran dilakukan pada 1/3 panjang bentang yang 
       diukur dari as ke as. tiap pengecoran dilakukan pada 1/3 panjang bentang yang 
       diukur dari as ke as.        
     ö Pekerjaan Plat Lantai        
       Pekerjaan plat lantai, meliputi :        
       ð Pekerjaan bagesting        
         Bahan  begesting   adalah   multiplek   12 mm   dan   kayu   5/7   yang
         pembuatannya    dilakukan    dilapangan.        
  Pemasangan begesting plat dilakukan setelah begesting balok yang ada di 
         sekeliling plat lantai setelah terpasang.        
  Pekerjaan begesting plat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan begesting 
         balok.        
  Cara pemasangannya sebagai berikut :        
  º Di atasnya dipasang balok-balok kayu secara horisontal.        
  º sebagai penahan beton kayu bengkirai dan multiplek. 
         Begesting plat diusahakan tanpa sambungan. Jika terdapat sambungan maka 
         diberi dempul agar air semen tidak rembes.        
       ð Pekerjaan pembesian        
  Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan begesting telah selesai.        
  Pemasangan tulangan pada plat adalah sebagai berikut :       
  º Tulangan bagian bawah  disusun terlebih dahulu  dan  diatur jaraknya. 
           Bagian yang bertemu dengan baik  diikat dengan bendrat.       
  º Tulangan-tulangan atas dipasang dan diikatkan pada tulangan balok.       
  º Untuk menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah dipasang 
           besi khusus.       
  º Tahu beton setebal 20 mm dipasang pada tulangan plat.        
       ð Pekerjaan pengecoran       
  Pekerjaan pengecoran dilakukan pemeriksaan terhadap begesting perlu 
         dilakukan antara lain :       
  º Pemeriksaan begesting plat.       
  º Pemeriksaan elevasi.       
  º Pemeriksaan penunjang-penunjang plat.       
  Pengecoran  plat lantai  menggunakan  beton mutu K-250  dan  dilakukan  oleh
         pekerja  dan  untuk memadatkan digunakan  alat  Vibrator.  Sebelum 
         pengecoran begesting  disiram dulu dengan  air semen,  agar begesting tidak       
  menyerap air dari adukan beton tersebut.       
         Untuk   balok  dan  plat   pengecoran  dilakukan   bersamaan,   penghentian 
         pengecoran   kira-kira   ditempatkan 1/4 bentang,  dimana 1/4 bentang momen 
         dianggap nol  dengan gaya geser  relatif kecil  serta  dibuat  miring 45⁰       
  untuk menghindari retak-retak dan memperluas bidang pengecoran.        
       ð Pembongkaran begesting atau cetakan        
         Pembongkaran cetakan  dilakukan  apabila  beton benar-benar  telah kering  
         berdasarkan  perhitungan  benda  uji  dilaboratorium dan tiap pembongkaran 
         harus disetujui oleh Direksi.        
  Cetakan dapat dibongkar jika umur beton telah mencapai waktu sebagai
         berikut :        
  º Kolom              : 24 jam     
  º Bagian Sisi Balok  : 48 jam     
  º Balok tanpa beban  : 7 hari     
  º Balok dengan beban : 21 hari     
  º Plat lantai  : 21 hari     
  Cetakan  beton dapat dibongkar  lebih awal  asal benda uji  telah mencapai 
         kekuatan 75%  dari  kekuatan 28 hari.        
  Δ Untuk lebih jelasnya mengenai tahap pelaksanaan kolom, balok dan plat 
           lantai lihat gambar tahap pelaksanaan pada lampiran.        
  Catatan :        
   ô Kelebihan Beton Mutu K-250 :        
   Ö Beton Mutu K-250 memiliki σbk  (kuat tekan beton karakteristik) > 250 
            kg/cm2, σbm (kuat tekan beton rata-rata)  > 300 kg/cm2.        
   Ö Beton Mutu K-250 memiliki tujuan strukturil.       
   Ö Beton Mutu K-250 memiliki pengawasan terhadap mutu agregat kuat dan kuat 
            tekan beton kontinu.       
   Ö Beton Mutu K-250 merupakan kelas III.       
   Ö Beton yang kontinu berhubungan dengan air tawar memiliki jumlah semen 
            minimum per m3 beton = 275 kg.       
   Ö Beton yang kontinu berhubungan dengan air tawar memiliki nilai faktor air
            semen maksimum = 0,57.       
 ô Kekurangan Beton Mutu K-250 :       
   Ö Apabila pada agregat kasar terpisah dari campuran beton segar selama 
            transportasi pengecoran, penggetaran atau pemadatan.       
     yang disertai keluarnya air pada permukaan beton maka dihasilkan beton 
            yang kurang baik mutunya, antara lain :       
     º Peristiwa segregasi dan bleeding (terjadi kantung-kantung batu jadi 
              lemah, permeubel dan kurang awet)       
     º Segregasi kemungkinan besar pada kondisi-kondisi berikut ini :       
       ∆ Campuran kurang semen.       
       ∆ Campuran basah.       
       ∆ Campuran kurang pasir.       
       ∆ Adanya besar butiran maksimum dari agregat.       
       ∆ Agregat kasar tidak menyerupai kubus.       
       ∆ Agregat yang digunakan terlalu ringan atau berat.       
       ∆ Gradasi agregat yang kurang baik.       
       ∆ Transportasi dan pengecoran yang kurang baik.       
       ∆ Apabila bentuk penulangan kurang bagus, banyak detail dan sudut-sudut
                tajam.       
K. Pengawasan dan Pengendalian Proyek       
   Ο Tinjauan Umum       
     Pengawasan(Controlling)  adalah suatu proses  penilaian pelaksanaan kegiatan 
     dengan  tujuan agar hasil pekerjaan sesuai  dengan  rencana, yaitu  dengan  
     mengusahakan agar semua pihak  dapat  melaksanakan  kegiatan  dengan berpedoman
     pada perencanaan serta dengan mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan.       
     Sedangkan   pengendalian   (supervising)   merupakan   kegiatan   arahan,  
     pemberian   instruksi,   dorongan   dan   mengadakan koordinasi  antar berbagai
     kegiatan oleh atasan  kepada bawahan  dengan  agar pelaksanaan tugas  dapat  
     berjalan dengan lancar, serta memelihara hubungan kerja yang serasi antara 
     atasan dan bawahan (Reporting).       
     Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai standar kualitas yang sedang 
     ditentukan dalam dokumen lelang, maka dalam pekerjaan sebuah proyek diperlukan 
     adanya dua hal yang diatas yang dilakukan  oleh  unsur-unsur pelaksana       
     dalam berbagai bidang diantaranya konsultan MK dan kontraktor.       
     Sebuah  proyek dikatakan  sukses apabila dapat  mencapai mutu yang 
     diperisyaratkan, biaya yang dikeluarkan tidak melebihi ketentuan dan waktu 
     pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut sesuai dengan rencana.       
     Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang bisa dilaksanakan pada suatu 
     proyek adalah :       
     ð Pengawasan dan  Pengendalian Waktu Pelaksanaan (Time Control)       
       Proyek dinilai berhasil bila selesai tepat pada waktunya.
     ð Pengawasan dan  Pengendalian Mutu Pekerjaan (Quality Control)       
       Hasil pekerjaan sesuai dengan yang diisyaratkan dalam spesifikasi.
     ð Pengawasan dan Pengendalian Biaya Pekerjaan (Cost Control)       
       Proyek tersebut dalam pengeluaran dan tidak melebihi dari yang sudah 
       direncanakan.       
     Dengan adanya kerjasama yang baik di bidang pengawasan dan pengendalian  antara 
     konsultan MK dan kontraktor,maka kualitas bangunan yang diisyaratkan akan bisa 
     tercapai.       
L. Penutup       
   Ο Kesimpulan       
     Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan pada Proyek Pembangunan Gedung
     RSUD Ambarawa (Gedung Poliklinik)  :       
     ð Pekerjaan Kolom lantai 1 dan lantai 2 menggunakan beton mutu K-250.       
     ð Pekerjaan Balok lantai 1 dan lantai 2 menggunakan beton mutu K-250.       
     ð Pekerjaan Plat Lantai 1 dan Plat Lantai 2 menggunakan beton mutu K-250.       
     Selain itu penulis mendapatkan banyak pengalaman berupa macam-macam pekerjaan 
     yang terjadi di lapangan serta pekerjaan-pekerjaan  yang  sifatnya 
     administratif. Dari   asil  pengamatan  selama  di Proyek  Pembangunan  RSUD       
     Ambarawa (Gedung Poliklinik) oleh Kontraktor Utama "PT. Ampuh Sejahtera" kami 
     dapat menarik berbagai manfaat dan persoalan yang ada di lapangan.       
     Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan adalah sebagai berikut :       
     ð Dalam  suatu proyek  agar pelaksanaan pekerjaan  berjalan lancar  sesuai 
       dengan waktu,  biaya dan mutu perlu dibentuk sistem organisasi kerja yang 
       dapat mengatur atau mengendalikan seluruh kegiatan.       
     ð Perlu adanya  rencana yang baik    dan    matang,   yang  diwujudkan  dalam 
       Time  Schedule  yang  harus  ditinjau  setiap  pelaksanaan pekerjaan.  Dalam 
       proyek  ini  target  hasil yang dicapai  selalu  melampaui  dari  perencanaan.
       Untuk  pelaksanaan pekerjaan seperti : Pembesian, pengecoran, pembuatan 
       begesting sudah sesuai dengan rencana.       
     ð Di dalam  melaksanakan  suatu pekerjaan proyek  perlu sekali  diperhatikan 
       masalah  penyediaan  bahan  serta  kesiapan peralatan yang akan digunakan.       
       Pengiriman bahan atau material  yang terlambat akan mengganggu pekerjaan yang
       lain. Pelaksanaan di lapangan  sering  berbeda dengan perencanaan  sebagai 
       contoh pelaksanaan pekerjaan pemasangan dan pengecoran pelat 
       lantai  terlambat.  Selain itu peralatan yang akan digunakan kurang terawat 
       sehingga  pada waktu digunakan terjadi kerusakan.  Material  yang  digunakan 
       seringkali  tidak teratur  sehingga  pada  saat  pengambilan  material   akan
       mengalami kesulitan.       
     ð Keselamatan  dan  kesehatan tenaga kerja  perlu diperhatikan  karena tenaga 
       kerja   adalah   faktor produksi  yang  sangat  menentukan terwujudnya suatu 
       proyek.        
       Proyek Pembangunan Gedung RSUD Ambarawa (Gedung Poliklinik) ini  keselamatan
       dan kesehatan  tenaga kerja sangat diperhatikan oleh kontraktor utama 
       "PT. Ampuh Sejahtera".       
   Ο Saran       
     Saran-saran yang penulis dapat disampaikan adalah sebagai berikut :       
     ð Perlu  adanya koordinasi  dan  penyampaian informasi yang terkoordinir dengan 
       baik  ke semua bagian  dari pelaksanaan proyek,  sehingga  dapat  dihindarkan
       adanya  pekerjaan  yang  tidak  sesuai  dengan  rencana.  Dan  perlu  adanya
       hubungan koordinasi antara organisasi-organisasi yang terdapat dalam suatu 
       proyek.       
     ð hasil yang telah dicapai selalu melampaui target, hal ini perlu dipertahankan 
       dan ditingkatkan.       
     ð Dalam  hal  mendatangkan  material  dan  penempatannya harus diperhitungkan 
       dengan cermat dan teliti  sesuai  dengan  kebutuhan yang ada dan apabila 
       perhitungan kurang teliti maka akan menghambat pekerjaan di lapangan. Selain 
       itu  bagian  penerima barang  harus  tahu  sisa  pemasukan  atau  penerimaan  
       material  atau  peralatan  yang  masuk.       
     ð Kerjasama  antara pihak-pihak  yang terlibat  dalam  proyek  ini  perlu  
       dijaga,  dikembangkan dan ditingkatkan,  sehingga  masalah-masalah yang timbul
       di lapangan dapat diatasi bersama.       
     ð Keselamatan   dan   kesehatan   tenaga   kerja   perlu   diperhatikan   dan  
       ditingkatkan,   karena   tenaga   kerja  adalah  aktor produksi yang sangat 
       menentukan sukses tidaknya suatu proyek.       
M. Daftar Pustaka       
   1. Heinz Frick, 1980, Konstruksi Bangunan 1, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.       
   2. Heinz Frick, 1980, Konstruksi Bangunan 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.       
   3. H. Bachtiar Ibrahim, 1996, Rencana dan Estimate Real Cost, Penerbit Bumi 
      Aksara, Jakarta.       
   4. Mohammad Faizal, Mohammad Tayaminor, 1994, Laporan Kerja Praktek Proyek 
      Pembangunan Gedung STIMIK Dian Nuswantoro, Semarang.       
   5. Wiwit Wicaksono, 1995, Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan SMU 3, 
      Semarang.       
   6. Bambang Abas, 1996, Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan Gedung OK
      Rs. St. Elisabeth, Semarang.       
   7. Soewardji Tandio soegondo, Ilmu Bahan dan Bangunan, Penerbit Tiga Solo.       
   8. Ir. Rudi Gunawan, 1967, Pengantar ilmu Bangunan, Penerbit CV. Pelajar Bandung.       
   9. Ir. Kartono Wibowo, MM, 2001, Catatan Mata Kuliah Manajemen Proyek dan 
      Konstruksi, Dosen FT. Sipil Unissula, Semarang.       
  10. Ir. Pudjo Rahardjo, MSP, 2001, Catatan Mata Kuliah Manajemen Proyek dan 
      Konstruksi, Dosen FT. Sipil Unissula, Semarang.       
  11. Sulistyaningsih, 1998, Laporan Kerja Praktek Proyek Pembangunan Gedung RSUD 
      Ambarawa, Jl. Kartini No. 101 Ambarawa.               
LAMPIRAN :        
ð         



